.quickedit{display:none;}

.

BAKMI'14 Berjuang Bersama Mengukir Karya Nyata

Sabtu, 21 Maret 2015

Teruntuk engkau, kandidat imam dunia akhiratku..

Teruntuk engkau, kandidat imam dunia akhiratku..
Dimanapun engkau berada..
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..
Apa kabar imanmu hari ini, Akhi? Semoga tetap terjaga, selalu meningkat dan selalu kokoh..

Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur? Karena masih diberikan kesempatan untuk kembali hadir memijaki bumi Allah yang takkan abadi ini..

Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu? Atas amanah yang saat ini tengah kau genggam

Wahai kandidat imam dunia akhiratku, tahukah engkau Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya?

Memang tak mudah untukku bisa menyikapi kehidupan yang semakin hari semakin berubah. Tapi disini aku di tuntut untuk bisa berpikir lebih mandiri dan dewasa, agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi namun kini kurasakan diri ini lebih baik

Kadang aku bertanya-tanya kenapa Allah selalu mengujiku tepat di hatiku, bagian terapuh dari diriku. Namun kini kutahu jawabnya….

Allah tau dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya, kembali mencintai-Nya..

Ujian demi ujian insya Allah membuatku menjadi lebih tangguh, menjadi lebih tegar, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga memiliki aku di hatimu..

Wahai kandidat imam dunia akhiratku ….

Entah dimana dirimu sekarang, tapi aku yakin Allahpun mencintaimu sebagaimana Dia mencintaiku. Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, hingga akupun bangga memilikimu kelak..

Apa yang kuharapkan darimu adalah kesholehan..

Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, maka hanya kesia-siaan dan kekecewaan yang akan kau dapati

Aku masih haus akan ilmu, namun berbekal ilmu yang ada saat ini aku berharap dapat menjadi makmummu yang mendapat keridhoan Allah dan dirimu..

Wahai kandidat imam dunia akhiratku …

Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain doaku agar menjadi anak yang sholehah agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat kelak..

Namun nanti setelah menjadi makmummu, aku berharap menjadi pendamping yang sholehah agar kelak di syurga cukup aku yang menjadi bidadarimu dan mendampingimu yang sholeh..

Aku ini pencemburu berat, tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai, aku rela. Aku harap begitu pula dirimu..

Aku yakin kaulah yang kubutuhkan meski mungkin bukan yang kuharapkan

Wahai kandidat imam dunia akhiratku yang di rahmati Allah…

Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita, takkan kunamai dengan gubuk derita. Karena itulah markas da’wah kita dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta kasih..

Ketika kelak telah lahir generasi penerus da’wah Islam dari pernikahan kita, bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah ta’ala…

Bunga akan indah pada waktunya, yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya. bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku…

Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan umat yang terbaik tapi setidaknya bisa menjadi yang terbaik di sisimu kelak…

Wahai kandidat imam dunia akhiratku ….

Inilah sekilas harapan, yang kuukirkan dalam rangkaian kata. seperti kata orang “tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata”. Itulah yang kini kuhadapi…

Kelak saat kita tengah bersama maka di situlah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu

Bersabarlah wahai kandidat imam dunia akhiratku, doaku selalu agar Allah memudahkan jalanmu untuk menjemputku sebagai bidadarimu…

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..

(Kandidat makmummu yang sedang berjuang menuju ketaqwaan)