LANGKAH-LANGKAH MENJADI FISIKAWAN
Hay kawan.. kali ini saya akan memberi info untuk kalian-kalian yang punya cita-cita menjadi Fisikawan berikut ada langkah-langkahnya loh, mau tahu? Bacalah :-)
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:1. Menyukai Fisika (Liking Physics)
Ini tahapan yang banyak (atau mungkin semua) orang bisa melakukannya. Seseorang tertarik pada fisika hanya pada sebatas cerita dan ide kualitatif saja. Hanya menggunakan argumen yang bisa ditangkap sehari-hari, dan sedikit (atau sama sekali tidak) menggunakan matematika.
Kegiatan pada tahap ini adalah misalnya membaca artikel-artikel populer di surat kabar, buku-buku populer. Menonton serial televisi atau film yang bernuansa fiksi ilmiah. Membaca buku-buku biografi tokoh fisika. Membaca bagaimana secara kualitatif gejala-gejala disekitar kita bisa dijelaskan dengan fisika.
Pada tahapan ini pada umumnya nyaris tidak ada kesulitan yang berarti. Dari tahap ini, seseorang bisa memutuskan apakah seseorang ingin meneruskan ke tahap selanjutnya, yakni mempelajari fisika.
2. Mempelajari Fisika (Learning Physics)
Di tahap in seseorang mempelajari fisika dengan tujuan untuk menguasai fisika sebagai ilmu dan segala perangkat kerja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Idealnya jika seseorang memutuskan untuk mempelajari fisika, maka seseorang harus terlebih dahulu melewati tahapan pertama (Menyukai Fisika).
Pembelajaran fisika pada tahapan ini bisa pada tahapan dasar (sarjana fisika, S1) ataupun lanjutan (pascasarjana fisika, dimana saya menggabungkan S2 dan S3). Pada taraf tertentu, pembelajaran fisika juga terjadi pada orang yang mempelajari sesuatu yang erat kaitannya dengan fisika seperti keteknikan, astronomi, dan geofisika.
Pada tahap ini kesulitan yang muncul adalah banyaknya topik yang harus dipelajari,* meskipun topik-topik tersebut sudah dibatasi wawasan dan kedalamannya* . Fisika itu subjek yang berat. Selain konsep-konsep fisika sendiri, mempelajari fisika secara serius memerlukan kemampuan matematika yang baik; pemrograman komputer; ketrampilan dengan alat eksperimen + elektronika, kemampuan statistik dan analisis data, dan banyak hal lagi.
Jika pada tahapan ini seseorang mampu melewatinya dengan baik, maka seseorang akan siap untuk naik ke tahap berikutnya, yakni Melakukan Fisika dan Menempuh Karir di Fisika. Karena fisika merupakan disiplin ilmu yang luas, adalah sangat penting untuk melewati tahapan ini dengan baik jika ingin sukses di tahapan-tahapan berikutnya.
Untuk mereka yang tidak berharap untuk melanjutkan ke tahap berikutnya alias tidak ingin menjadi fisikawan, maka ini merupakan tahapan yang tepat untuk berhenti. Pendidikan S1 fisika *belum merupakan syarat cukup* untuk menjadi fisikawan, karena setiap fisikawan diharuskan menempuh pendidikan hingga tingkat S3. Namun pendidikan S1 fisika membekali siswa dengan banyak sekali ketrampilan dan keahlian untuk menyelesaikan masalah. Bekal dari pendidikan S1 fisika yang baik terpakai di banyak tempat di sektor industri, swasta, dan profesional; *namun tidak sebagai fisikawan*.
3. Melakukan Fisika (Doing Physics)
Pada tahapan ini, seseorang menggunakan ilmu fisika yang telah dikuasainya untuk memecahkan suatu masalah, baik dalam konteks sains (penelitian murni) ataupun terapan (problem praktis). Pada tahapan ini seseorang dituntut untuk menggunakan dan mensintesa pengetahuan yang telah dipelajari pada tahap sebelumnya. Pada umumnya, setiap orang yang menempuh pendidikan fisika pernah melakukan tahap ini yakni ketika melakukan penelitian tugas akhir, baik pada tahap S1, S2, maupun S3.
Pada prakteknya, disinilah banyak sekali orang-orang mengalami kesulitan karena kurangnya penguasaan fisika secara sepenuhnya yang diharapkan telah dilakukan dalam tahap sebelumnya. Sehingga tidak jarang mereka terpaksa mempelajarinya kembali. Hal ini terjadi pada banyak orang, pada semua tingkat pendidikan dari S1 hingga S3. Terkadang pula problem yang diajukan memerlukan pembelajaran mandiri sehingga seseorang dituntut untuk mampu mempelajari hal-hal baru secara mandiri.
Pada tahap S3-lah dimana level kesulitan (sophistication) dari pekerjaan yang dilakukan bisa dianggap sama dengan level yang dihadapi mereka yang berkarir di fisika. Hal ini wajar karena seseorang mahasiswa S3 dituntut untuk mampu memberikan kontribusi pada bidang ilmu yang ditekuni, biasanya dalam bentuk publikasi ilmiah di peer-reviewed journal.
4. Menempuh Karir di Fisika (Career in Physics).
Inilah tahap terakhir yang membedakan seorang fisikawan dengan non-fisikawan. Pada tahapan ini, seseorang dituntut melakukan tahap tiga secara rutin dan teratur. Jadi seseorang diharapkan memberikan kontribusi secara konstan kepada bidang ilmu fisika. Pekerjaan sebagai fisikawan tersedia baik di universitas, lembaga penelitian, maupun industri.
Kesulitan dan masalah utama pada tahap ini adalah masalah kontinuitas baik dari segi dana, ide-ide dan hasil penelitian, maupun keperluan untuk terus belajar topik-topik terbaru. Adalah sangat berat untuk menyeimbangkan antara ketiga-tiganya. Ada fisikawan yang setelah beberapa tahun berkarir di fisika memutuskan untuk berganti karir ke bidang lain. Pada tahapan ini semua yang telah mencapainya adalah orang-orang yang berkualitas (telah bergelar S3), dan persaingan menjadi sangat berat.
Di banyak negara (tidak hanya di Indonesia, di AS pun ada !), cukup banyak orang yang akhirnya hanya berada pada tahap antara 3-4: selesai pendidikan fisika hingga S3 namun akhirnya penelitiannya tidak aktif meski ybs masih mendapatkan posisi permanen sebagai dosen atau staf peneliti. Kategori ini tidak bisa ditempatkan sebagai fisikawan karena mereka tidak lagi aktif dalam 'Doing Physics' sebagaimana diharapkan pada tahap 4. Kebanyakan mereka bekerja sebagai dosen di universitas kecil (bukan universitas riset), staf teknis di lab (bukan staf peneliti), atau pendidikan fisika.