REDUP
Awan mendung kini hadir
Gemuruh kencang semakin mengejutkan hati
Hal yang sama mengejutkannya
Ketika dirimu memutuskan untuk kembali
Pada zona kebebasanmu..
Hati ini terguncang hebat
Seperti karang yang diterjang ombak dahsyat
Bagai kaca yang terjatuh
Hancur, berserakan berkeping-keping..
Entah mengapa aku bisa sesakit ini?
Hatiku bagai diiris sembilu..
Tatapanku kosong..
Hidup enggan, mati pun tak mau
Butiran putih dari ujung mataku
Tak terasa jatuh secara perlahan..
Seolah mengerti bagaimana kerasnya pengorbananku
Yang kau anggap hanya angin lalu..
Dimana hati nuranimu sebagai manusia?
Tanpa alasan yang tak jelas
Seucap kata kau menafsirkan bahwa..
Kita tidak lagi sejalan, sepemikiran, dan satu tujuan..
Begitu mudahnya kau masukkan aku ke dalam lubang kekecewaan
Penyesalanku adalah..
Telah sepenuh hati aku berikan padamu
Namun kau balas semua itu dengan air tuba
Aku bisa apa?..
Kau terlalu elok
Kau terlalu indah..
Jika dicanangkan sebagai manusia!!
Kini kau buat hariku redup
Bagaikan sinar lampu yang telah usang
Aku terlalu percaya pada manisnya kata-katamu..
Yang akhirnya hanyalah harapan palsu belaka..
Galanggang, 20 Juni 2014 (15.06)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar