Biasanya, tiap hari berangkat ngampus sendiri mengendarai motor. Tapi, tepatnya di hari ini, aku di antar oleh ayah karena kemarin malam, saat hujan turun dengan derasnya, tak ku sadari bahwa ban motorku kempes. Waktu kebetulan sudah menunjukkan pukul 21.30, dan aku pikir bahwa sudah tidak ada lagi tambal ban yang masih buka di daerahku. Itulah permasalahan mengapa hari ini aku di antar ayah..
Teringat saat dulu, saat aku hendak pergi kemana pun selalu ada ayah di sampingku. Tanganku beliau pegang erat, takut kalau putrinya ini hilang ataupun jatuh dijalan. Ayah selalu mengantarku pergi, saat aku mengambil raportku di sekolah, saat aku menginginkan sesuatu, seperti handphone, tas, sepatu, dan lainnya. Banyak foto - fotoku dulu saat bermain dengan ayah.
Berikut foto - fotonya :
Foto yang pertama adalah foto saat aku berusia 2 tahun. Saat itu aku di ajak bermain ke Kebun Binatang Bandung. Terlihat jelas ayah melindungi putrinya dengan penuh kasih sayang. Foto yang kedua adalah saat aku berulang tahun yang ke-3. Saat itu, aku ingin meniup lilin. Ayah tepat berada di belakangku.
Ku ingat juga dulu saat aku sering sakit, yang ku panggil adalah ayah. Saat itu ayah sedang bekerja, namun ayah cepat - cepat pulang karena khawatir denganku. Setibanya dirumah, kemudian menggendongku, mendoakan aku supaya lekas sembuh. Rasanya nyaman ketika ada di pangkuan ayah. Saat aku terjatuh dari sepeda, ayah menolongku untuk membersihkan luka. Aku menangis karena lukanya berada tepat di lututku, sakit sekali. Tapi ayah menenangkanku, hingga beliau berkata jika aku sudah lancar bersepeda, beliau akan memberikan sepeda yang lebih bagus dari yang ku punya saat ini. Dan, setelah beberapa lama aku berlatih, akhirnya aku mendapatkan sepeda baru. Betapa senangnya hati ini. Terimakasih Ayah..
Saat aku kesulitan mengerjakan PR, ayah selalu membantuku menyelesaikannya, hingga larut malam beliau menemaniku belajar, agar aku kelak menjadi anak cerdas katanya.
Tapi kini suasana berbeda. Saat aku baru mau akan beranjak dewasa, menuju duniaku yang sesungguhnya. Saat aku tak lagi di antar oleh ayah. Saat aku tak lagi ada di pangkuan ayah. Saat aku harus menghadapi permasalahan yang harus dapat ku tangani sendiri, mencari solusinya sendiri. Saat tangan ayah tak lagi erat memegang tanganku. Ayah.... aku merasa asing dengan duniaku ini..
Aku merasa lelah menghadapi ini semua, Yah. Ayah, mengapa aku harus di hadapkan dengan dunia yang baru?
Aku tidak mau seperti ini, aku ingin kembali seperti dulu, Yah :-(
Tapi, apapun yang terjadi saat ini, suka maupun tidak, pahit ataupun manis, mau tidak mau harus aku telan. Harus aku hadapi. Karena, hidup tidak selamanya berhenti disini. Rencana Allah memang lebih indah ya, Yah. Aku tau, kau bersama Mamah selalu mendukungku dari belakang. Mendo'akan aku agar kelak menjadi anak yang berguna.
Ayah, do'akan putrimu ini. Agar kelak dapat menjadi anak yang shalehah, berbakti pada orang tua. Aku ingin sekali menjagamu di saat kau tua nanti, memberikan kebahagiaan untukmu dan Mamah walaupun aku tau, kebahagiaan yang sudah ku janjikan tidak akan pernah membayar semua jasamu, Yah. Maafkan aku, aku selalu minta uang jajan. Selalu memoroti uangmu, untuk segala keperluan yang aku butuhkan. Saat melihatmu sedang tertidur pulas, seharian penuh kau mencari nafkah untuk kami. Keringat yang bercucuran kau tak peduli, demi mencari sesuap nasi. Tak terasa, air mataku menetes, semakin lama semakin deras. Melihat tubuhmu yang hampir menua, sebagian rambutmu yang sudah beruban, kau masih bersemangat bekerja untuk kami. Maaf Ayah, untuk saat ini aku belum bisa membahagiakanmu barang sedikit pun. Maaf...
Aku selalu berdo'a agar Allah SWT senantiasa memberikanmu kesehatan dan umur yang panjang. Ayah, dimanapun kau berada, seperti apapun kau, kau tetap menjadi ayah yang selalu memberikan inspirasi untukku, memeberikan banyak pelajaran bagaimana menjadi seseorang yang tetap rendah hati dan bersyukur atas apa yang Allah SWT berikan. Terimakasih ayah.. Aku sayang Ayah :)
Salam manis dan rindu dari Anakmu _ Desi Eka Martuti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar