.
Senin, 24 November 2014
SOFTWARE
Open Source merupakan sebuah istilah atau sebutan untuk sebuah Software yang cikal bakal Script/Codingnya sengaja dibuka oleh penciptanya dengan bertujuan untuk bisa dikembangkan lebih lanjut, sehingga selain bisa mengakses juga bisa memodifikasi dan merubah program tersebut secara bebas dan pada umumnya bersifat gratis.
Saat ini penerapan Open Source untuk pendidikan sangat berpengaruh, mencakup karena telah dimasukan nya Ilmu Komputerisasi berbasis Open Source kedalam kurikulum pendidikan perkuliahan, salah satu contoh tentang Operating system Linux.
Tantangan selanjutnya dalam penerapan open source untuk pendidikan ini adalah tenaga pengajar yang kompeten dalam penerapan materi menggunakan open source sangatlah jarang. Guru TIK lebih terbiasa dan lebih menguasai penggunaan software berbayar daripada menggunakan open source software. Jika kita runut lebih dalam, penggunaan software berbayar di sekolah pada umumnya dilakukan dengan tidak membayar lisensi kepada pemegang hak cipta. Kondisi seperti ini sangat umum di masyarakat karena mahalnya lisensi penggunaan software proprietary ini. Hal-hal seperti inilah yang mengajarkan kepada anak didik pada perilaku pembajakan yang tidak patut untuk dijadikan contoh. Kondisi yang sangat ironis, mengingat pemerintah selalu berupaya untuk mengurangi pembajakan sehingga Indonesia tidak masuk dalam priority watch list, namun anak bangsa nya diajarkan pada perilaku pembajakan.
Pandangan/review
Memang benar penggunaan open source didalam dunia Teknologi Informasi sangatlah bagus, terutama untuk media pembelajaran/pendidikan. Beberapa manfaat yang selama ini nyata dirasakan sebagai berikut ;
1. Memberikan alternative pilihan software desktop yg murah
2. Meningkatkan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang teknologi informasi
3. Meningkatkan kreatifitas dalam mengembangkan dan memanfaatkan informasi teknologi (kreativitas tidak dibatasi oleh software yg ada). Dan masih banyak lagi.
Tetapi dilihat dari sudut pandang Hak Cipta, open source memiliki kecenderungan melanggar Undang-undang tentang Lisensi Program Komputer. Seperti contoh Pasal 12 ayat [1] butir a UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta/”UUHC: “Program komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus atau untuk mencapai hasil yang khusus termasuk persiapan dalam merancang instruksi-instruksi tersebut.”
Pencipta dari Program Komputer memiliki hak-hak eksklusif yang dilindungi oleh undang-undang, sebagaimana diatur pada Pasal 2 ayat (1) UUHC: “Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau mamperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.”
Jadi, tentang pemakaian dan penggunaan open source itu mempengaruhi terhadap tujuan Pengguna/User dari open source itu sendiri, bisa dikatakan sebagai tambahan wawasan mengenai Teknologi Informasi atau juga bisa disalahgunakan oleh pihak tertentu yang menggunakan program berbasis open source.
Sumber : http://www.kompikita.net/2013/04/contoh-artikel-open-source-dalam.html
Rabu, 12 November 2014
My Story In the Father's Day...
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Ku awali langkahku dengan basmallah, memohon do'a pada Yang Maha Kuasa agar segala aktivitasku di lancarkan. Ku pamiti ayah dan ibu dirumah ketika aku hendak akan pergi ke kampus untuk menimba ilmu, semoga bermanfaat untuk dunia wal akhirat, aamiin..
Udara pagi begitu menyengat, ku hirup dalam - dalam, sejuk rasanya. Jalanan sudah mulai padat, namun lancar. "Alhamdulillah, kemungkinan aku akan tiba lebih awal di kampus", batinku.
Setelah mengikuti mata kuliah pertama yaitu bahasa Indonesia, lalu di lanjutkan dengan mata kuliah Matematika Dasar I dan saat itu pula hasil UTS di bagikan. Awalnya aku dan teman - teman sudah harap - harap cemas, keringat dingin pun mulai keluar, tangan kami bergemetar, saking takutnya dengan nilai yang akan di lihat, hahaha.. Aku sangat terkejut dengan nilai yang aku peroleh, hhmmmm tidak begitu buruk namun tidak masuk ke dalam kategori 5 nilai terbesar. Aku hanya bisa mensyukurinya. Apapun hasilnya itulah usahaku. Semoga di UTS dan UAS selanjutnya bisa lebih baik lagi.. Aamiin..
Sore pun tiba dengan cepatnya. Saat aku sedang berada di masjid untuk shalat ashar dan kebetulan ada kumpulan UKM, tiba - tiba hujan turun dengan derasnya. Aku baru ingat bahwa aku tidak membawa jas hujan. "Duuhhh, gimana dong, Bun?", kataku pada Bunda Zahara, teman sekelasku. Aku kebingungan antara ingin cepat pulang tapi kebasahan atau menunggu reda hingga malam. Akhirnya aku mengabari ayah menggunakan handphone Zahara, karena handphone ku baterainya habis, dan tak lama kemudian ayah menelponku. Beliau bilang bahwa beliau sudah di gerbang belakang dekat kampus. Hingga aku dan Zahara memutuskan untuk pulang. Setelah aku bertemu ayah, ternyata beliau membawakan aku jas hujan. Subhanallah, ayaaaaaahhhh..hujan - hujan seperti ini kau menyusulku demi satu stel jas hujan ini. Mulutku menganga, hatiku teriris, aku sangat terharu. Terimakasih ayah..
Kemudian ayah memakaikan jas hujan tersebut. Hingga akhirnya kami pulang bersama di motor masing - masing. Aku jalan lebih dulu dan ayah mengikutiku dari belakang..
Alhamdulillah, dibawah rintik hujan ini aku bahagia :) masih memiliki sesosok ayah yang berhati mulia, yang selalu ingin menjaga anaknya, yang tak rela gadisnya akan sakit karena kehujanan. Ku tengok dari kaca spion, ayah tersenyum di belakangku..
Selamat Hari Ayah, I love You Dad :-* ({}) ({}) :)
Ku awali langkahku dengan basmallah, memohon do'a pada Yang Maha Kuasa agar segala aktivitasku di lancarkan. Ku pamiti ayah dan ibu dirumah ketika aku hendak akan pergi ke kampus untuk menimba ilmu, semoga bermanfaat untuk dunia wal akhirat, aamiin..
Udara pagi begitu menyengat, ku hirup dalam - dalam, sejuk rasanya. Jalanan sudah mulai padat, namun lancar. "Alhamdulillah, kemungkinan aku akan tiba lebih awal di kampus", batinku.
Setelah mengikuti mata kuliah pertama yaitu bahasa Indonesia, lalu di lanjutkan dengan mata kuliah Matematika Dasar I dan saat itu pula hasil UTS di bagikan. Awalnya aku dan teman - teman sudah harap - harap cemas, keringat dingin pun mulai keluar, tangan kami bergemetar, saking takutnya dengan nilai yang akan di lihat, hahaha.. Aku sangat terkejut dengan nilai yang aku peroleh, hhmmmm tidak begitu buruk namun tidak masuk ke dalam kategori 5 nilai terbesar. Aku hanya bisa mensyukurinya. Apapun hasilnya itulah usahaku. Semoga di UTS dan UAS selanjutnya bisa lebih baik lagi.. Aamiin..
Sore pun tiba dengan cepatnya. Saat aku sedang berada di masjid untuk shalat ashar dan kebetulan ada kumpulan UKM, tiba - tiba hujan turun dengan derasnya. Aku baru ingat bahwa aku tidak membawa jas hujan. "Duuhhh, gimana dong, Bun?", kataku pada Bunda Zahara, teman sekelasku. Aku kebingungan antara ingin cepat pulang tapi kebasahan atau menunggu reda hingga malam. Akhirnya aku mengabari ayah menggunakan handphone Zahara, karena handphone ku baterainya habis, dan tak lama kemudian ayah menelponku. Beliau bilang bahwa beliau sudah di gerbang belakang dekat kampus. Hingga aku dan Zahara memutuskan untuk pulang. Setelah aku bertemu ayah, ternyata beliau membawakan aku jas hujan. Subhanallah, ayaaaaaahhhh..hujan - hujan seperti ini kau menyusulku demi satu stel jas hujan ini. Mulutku menganga, hatiku teriris, aku sangat terharu. Terimakasih ayah..
Kemudian ayah memakaikan jas hujan tersebut. Hingga akhirnya kami pulang bersama di motor masing - masing. Aku jalan lebih dulu dan ayah mengikutiku dari belakang..
Alhamdulillah, dibawah rintik hujan ini aku bahagia :) masih memiliki sesosok ayah yang berhati mulia, yang selalu ingin menjaga anaknya, yang tak rela gadisnya akan sakit karena kehujanan. Ku tengok dari kaca spion, ayah tersenyum di belakangku..
Selamat Hari Ayah, I love You Dad :-* ({}) ({}) :)
Senin, 10 November 2014
Kau Leburkan Rasa Itu...
Rintik hujan temaniku dalam sepi, berselimut angin malam, sayup - sayup suara shalawat - shalawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW, seketika aku termenung. Perjalanan hidupku akhir - akhir ini terasa berbeda. Rasa yang dulu ada, dalam keadaan sadar ataupun tidak kini telah perlahan mati. Aku mati rasa, aku mati rasa, aku mati rasa. Kekecewaan itu datang lagi. Penyesalan itu kembali hadir mengendap dalam jiwa ini. Pertemuan yang lalu kini berubah menjadi sebuah perpisahan yang ntah mengapa terjadi saat aku sedang membutuhkan penghuni batin ini. Aku tau Ya Allah, segala sesuatu telah kau rencanakan sedemikian rupa.. :(
Tapi tidak menutup kemungkinan aku tak menyimpan rasa kecewaku kepadanya, kepada dia yang kemarin masih tercium kasih sayangnya, yang kemarin masih menunggu dan menetap dihati ini, yang kini ntah kemana, ntah dimana, dan ntah masih mengingatku atau tidak. Sebuah kesalahan yang tak dia sadari, yang hanya di anggap angin lalu olehnya, yang membuat aku semakin kecewa. Kecewaku tertumpuk dalam batin ini sehingga menimbulkan sebuah kebencian yang mendalam. Kebencian yang tak pernah aku duga sebelumnya bahwa ternyata aku bisa membencinya, membenci seseorang yang amat aku sayangi. Apakah kau tau? Bagaimana rasanya mencintai namun bertahan untuk tidak memiliki? Bertahan untuk tidak mengungkapkan? Percayalah, ini lebih dari sekedar patah hati..
Rasa inilah yang membuatku tak segan untuk melihatnya lagi, tak ingin mendengar suaranya lagi, tak ingin berurusan dengan apapun yang ada sangkut paut dengannya. Aku ingin keluar dari zona kasih sayangku padanya, pada dia yang telah merusak rasa kepercayaanku, yang telah meleburkan rasa kasih sayang yang ku tanam yang kini berubah menjadi sebuah benci, pada dia yang telah menbuat ku kecewa sekecewa - kecewanya... rasa cintaku tertutupi oleh rasa kecewaku ini..
Semoga kelak kau kan sadar wahai pujaan hati.. semoga kelak kan terbuka pintu hatimu..
Ya Allah, aku hanya berharap, semoga perlahan hatiku bisa memusnahkan rasa benci ini dengan sebuah keikhlasan karena - Mu. Aamiin...
Tapi tidak menutup kemungkinan aku tak menyimpan rasa kecewaku kepadanya, kepada dia yang kemarin masih tercium kasih sayangnya, yang kemarin masih menunggu dan menetap dihati ini, yang kini ntah kemana, ntah dimana, dan ntah masih mengingatku atau tidak. Sebuah kesalahan yang tak dia sadari, yang hanya di anggap angin lalu olehnya, yang membuat aku semakin kecewa. Kecewaku tertumpuk dalam batin ini sehingga menimbulkan sebuah kebencian yang mendalam. Kebencian yang tak pernah aku duga sebelumnya bahwa ternyata aku bisa membencinya, membenci seseorang yang amat aku sayangi. Apakah kau tau? Bagaimana rasanya mencintai namun bertahan untuk tidak memiliki? Bertahan untuk tidak mengungkapkan? Percayalah, ini lebih dari sekedar patah hati..
Rasa inilah yang membuatku tak segan untuk melihatnya lagi, tak ingin mendengar suaranya lagi, tak ingin berurusan dengan apapun yang ada sangkut paut dengannya. Aku ingin keluar dari zona kasih sayangku padanya, pada dia yang telah merusak rasa kepercayaanku, yang telah meleburkan rasa kasih sayang yang ku tanam yang kini berubah menjadi sebuah benci, pada dia yang telah menbuat ku kecewa sekecewa - kecewanya... rasa cintaku tertutupi oleh rasa kecewaku ini..
Semoga kelak kau kan sadar wahai pujaan hati.. semoga kelak kan terbuka pintu hatimu..
Ya Allah, aku hanya berharap, semoga perlahan hatiku bisa memusnahkan rasa benci ini dengan sebuah keikhlasan karena - Mu. Aamiin...
Langganan:
Postingan (Atom)