.quickedit{display:none;}

.

BAKMI'14 Berjuang Bersama Mengukir Karya Nyata

Rabu, 03 September 2014

DI TEMPAT INI...

Semesta, apakah engkau tau? Sore ini rasanya aku sangat lelah, ingin ku lepaskan segala penat yang tertimbun dalam benakku ini. Rasanya seperti takkan ada lagi kehidupan di hari esok.
Tapi, Allah Maha Baik. Tiba - tiba ada seseorang yang datang dan mau mengdengarkan keluh kesahku. Dia salah satu titisan - Nya. Perawakannya yang sederhana, terlihat begitu meneduhkan, cara berpikirnya yang bijak, tutur katanya yang lembut, membuatku semakin terpikat dan ingin segera menceritakan apa yang sedang ku alami.
Aku tak tahu, dia akan membawaku kemana. Setelah beberapa lama menempuh perjalanan, yang ku lakukan hanyalah mengikuti langkahnya. Dan ternyata, dia membawaku ke sebuah tempat yang indah. Dimana aku bisa melihat jelasnya Kuasa Tuhan, perumahan penduduk, dan tempat pemancingan ikan. Disuguhi juga oleh beberapa pegunungan yang menjulang tinggi dan burung - burung yang berkicauan terbang kesana kemari.
Subhanallah... Takkan pernah ku lupakan hari ini.
"Ya ALLAH, terimakasih ", bisikku dalam hati. Setelah ku pandangi fenomena tepat di depan mataku seraya menceritakan apa yang menjadi keluh kesahku ini, tak terasa air mataku pun turun dengan derasnya membasahi pipiku yang kini agak tirus dan sedikit kusam oleh debu dijalanan. Malu rasanya, menangis di hadapannya. Tapi aku tak peduli. Menangis terkadang membuatku merasa sedikit lebih tenang, karena masalahku ikut pergi mengalir bersama air mataku.
Aku memanggilnya "Malaikat Tak Bersayap".
Terimakasih Ya ALLAH telah menghadirkannya untukku. Semoga dia memang bisa seperti malaikat yang berhati lembut. Setelah aku puas menangis dengan segala lelah yang masih menyisa, Malaikat itu menasehatiku dengan bijak. Dia berkata "Usahakanlah, setiap kamu di hadapkan oleh sebuah masalah, jangan menangis. Harus kuat supaya nantinya terbiasa jadi wanita yang tegar. Kamu harus siap dengan segala sesuatu yang akan terjadi dan ingatlah, kamu masih punya ALLAH. ALLAH selalu bersamamu. Perbanyaklah do'a dan dzikir, niscaya hatimu akan tenang. Kemudian, jika kamu lelah, perbanyak istirahat. Tidurlah kamu paling telat pukul 23.00 - 04.00 . Kamu juga harus sayang pada tubuhmu sendiri".

Ya ALLAH, rasanya aku ingin terus ada dalam keadaan ini, detik ini, bersama Malaikat Tak Bersayap. Menatapnya lebih dekat, merasakan ketenangan yang dia hadirkan untukku, yang kau berikan untukku Ya ALLAH..
Sekali lagi dia berucap "Ingat pesanku hari ini ya..", katanya sambil tersenyum.

Ketika itu, kami menyudahi perbincangan sore ini karena waktupun menunjukkan pukul 17.50. Matahari telah kembali menuju rumahnya di ujung samudra sana dan akan di gantikan oleh gemerlapnya cahaya bintang.

Wahai Malaikat Tak Bersayap, terimakasih atas segalanya. Tak bisa banyak yang ku beri. Hanya sebuah lantunan do'a kepada Illahi Rabbi agar kau selalu berada dalam lindungan-Nya di setiap langkahmu, setiap nafasmu, dan setiap kedipan mata.
Wahai Malaikat Tak Bersayap, di tempat ini kita bertemu kembali dengan suasana yang sangat berbeda. Ketika nanti aku rindu, kembalilah dengan sosokmu yang penuh kharisma, yang dapat menyejukkan hati yang penuh dengan kehampaan..

_Salam Manis dari Peri Kecil_ (3 Sept'14 17.20)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar